Kamis, 14 April 2011

MEMBUKTIKAN CINTA IBU

mendidik anakSeringkali dalam hubungan ibu dan anak terjadi kesalah pahaman. Si anak merasa bahwa ibunya tidak mencintainya karena sering marah-marah padanya. Sedang si ibu merasa anaknya tidak memperhatikan, bandel, nakal karena tiap kali dinasehati tidak pernah di gubris sehingga  si ibu menjadi marah-marah. Gara-gara sikap yang emosional dan perkataannya yang kasar anak jadi tak bisa menangkap perasaan kasih sayangnya ke anak.Ada beberapa cara supaya anak mau mendengarkan perkataan ibu.
1. Dengan Lembut

“ Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu…” (QS. Al-Imraan[3] : 159)
Ayat tersebut ditujukan kepada Nabi Muhammad saw dalam membina umatnya, tapi pembinaan itu bersifat universal. Ayat diatas juga berlaku bagi orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Agar anak lebih mendekat maka jalan yang mesti ditempuh adalah mendidik dengan lemah lembut, tidak keras dan kasar. Bukan berarti harus menuruti semua permintaan anak, akan tetapi memahami pendapat dan keinginan anak yang sering tidak masuk akal, kemudian mengarahkannya dengan kasih sayang antara yang boleh dan yang tidak.
2. Menawarkan Kebaikan`
Menurut Dr. Burstein dalam buku Dr. Burstein’s Book on Children
“ Anak biasanya memberikan tanggapan (reaksi) yang lebih baik jika diberi senyuman dan diajak bicara dengan sikap hangat dan penuh kasih sayang”.
Sidney D. craigt menegaskan pendapat yang sam dengan didukung dengan bukti dan argumentasi yang kuat.
“ Sifat dasar manusia akan mengalami gejolak perasaan menghargai yang amat dalam terhadap orang lain yang menawarkan kebaikan hati kepadanya,”.
Jadi jika orangtua bisa mengajak bicara anak dengan lemah lembut yang disertai dengan senyuman untuk menunjukkan kasih sayangnya tentu anak akan lebih bisa menerima, menanggapi dan mematuhinya.
3. Pahami Alasan Anak
Anak-anak mempunyai harga diri  sama dengan orang dewasa. Jika ia merasa harga dirinya diinjak-injak walaupun oleh orangtuanya sendiri anak cenderung untuk melawan untuk menjaga harga dirinya. Salah dan benar mestinya diukur dari dunia mereka dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan jiwanya. Cari tahu alasan anak dan bicarakan dengan lembut dan nada yang tenang sambil tetap memberi senyuman kenapa dia tidak mau menurut. Pahami alasannya dan bantu anak memberikan solusi bagaimana supaya dia bisa tetap melakukan keinginannya sekaligus mentaati orangtua.
4. Menahan Emosi
Seorang ibu harus bisa meredam emosi dan menahan kemarahannya didepan anak. Karena anak meniru dari orang-orang terdekatnya. Jika orangtua sering marah-marah dengan berkata-kata kasar dan tak mampu menahan emosi maka otomatis anak akan meniru perilaku seperti itu. Hanya sayangnya seorang ibu rumahtangga sering tidak bisa menahan emosi karena tidak memiliki penyaluran yang baik untuk meredam emosinya karena tugas dan kewajiban ibu yang berat dan tingkat kebosanan yang tinggi tanpa adanya kepedulian dari suami dan masyarakat akan kerja beratnya. Sehingga  anak menjadi sasaran pelampiasan emosinya.
Padahal dalam ajaran agama islam telah diberikan patokan pergaulan hidup yang beradap sehingga jika patokan tersebut dipenuhi akan mampu mengalahkan pengaruh-pengaruh negative. Seperti Larangan mengeraskan suara kepada orang yang lebih tua, larangan bagi wanita untuk melengkingkan suara, anjuran untuk segera berwudhu jika marah, hingga larangan memanggil teman dengan gelar dan sebutan yang jelek.

Sumber: “ Mendidik Dengan Cinta” Irawati Istadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar